Pages

Welcome to Pariaman

Selasa, 05 Juli 2011

Tentang Kota Pariaman

0 komentar
Lambang Kota Pariaman

    Kota Pariaman merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Penduduknya didominasi oleh etnis Minangkabau dan sebagian besar beragama Islam, dengan tradisi budaya yang masih kental dengan nuansa islami. Inilah yang membuat kota Pariaman dikenal dengan kota tujuan wisata budaya yang Islami. Kota ini berjarak sekitar 56 km dari kota Padang atau 25 km dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
    Dulunya, kota Pariaman telah menjadi kota pelabuhan penting di pantai barat Sumatera. Namun seiring dengan kedatangan Vereenigde Ootindische Compagnie (VOC) yang berhasil mengusir pengaruh kesultanan Aceh, dan kemudian pemerintah Hindia-Belanda menjadikan kota Padang yang membuat pelabuhan Pariaman ditinggalkan.
   Kota Pariaman resmi berdiri sebagai kota otonom pada tanggal 2 Juli 2002 dan pada saat usianya yang ke-9 tahun kota Pariaman telah banyak melakukan perubahan, baik dari segi infrastruktur maupun dari kualitas masyarakatnya.  
  Di kota Pariaman terdapat banyak obyek wisata yang menarik yang dapat dinikmati bersama teman ataupun keluarga. Di sini kita dapat menikmati keindahan dan ketenangan pantainya, diantaranya ada Pantai Gandoriah, Pantai Cermin, dan Pantai Kata. Kita juga bisa mengunjungi pulau-pulau kecil yang eksotis (Pulau Kasiak, Pulau Tangah, Pulau Angso Duo, Pulau Ujung) sambil ditemani dengan nikmatnya makanan khas kota Pariaman. Siapa saja boleh berkunjung ke Pariaman, orang-orang disini sangat welcome dan ramah dengan siapa saja.


  Berikut ini ada beberapa tradisi budaya masyarakat kota Pariaman yang kental dengan nuansa islaminya dan masih tetap terjaga hingga sekarang :


1. Kesenian Indang

Kesenian Indang

    Indang adalah salah satu kesenian anak nagari Pariaman yang sudah berkembang sejak abad ke 13 seiring dengan masuknya agama Islam ke Minangkabau. Kesenian ini dimainkan oleh 13 orang penari plus 1 orang tukang dzikir. Pemain memainkan alat musik tambourin mini yang disebut dengan rapai. Biasanya kesenian ini ditampilkan pada malam hari. Syair indang yang disebut dengan radaik berisikan shalawat nabi, hikayat dan cerita keagamaan. Pengunjung bisa menikmati indang di pasar malam, pesta nagari, atau acara tradisional lainnya.

2. Pertunjukkan Dabuih (Debus)

Pertunjukkan Dabuih

   Dabuih atau debus, sebuah atraksi klasik penuh thriller, adalah kesenian yang berasaskan Religious yang menurut sejarahnya diturunkan oleh Nabi ibrahim as.kepada pengikutnya yang setia. Orang-orang dari Asia Barat yang membawanya ke Indonesia melalui penyebaran islam masuk ke Aceh terus ke Minangkabau dan Banten. Kesenian ini mempertunjukan ketahanan seseorang terhadap benda–benda tajam dan sejenisnya. Permainan dabuih dimainkan oleh beberapa orang. Sementara atraksi berlangsung, diiringi dengan ucapan zikir kepada Allah SWT dan musik pengiring berupa gendang an talempong jao. Adapun pertunjukan yang disungguhkan antara lain :

   - Berjalan di atas pecahan kaca
   - Tidak mampan dengan senjata tajam
   - Menumpuk padi di atas perut
   - Memotong lidah dengan perang
   - Memegang rantai panas

   Pengunjung dapat meyaksikan dabuih pada acara khusus seperti pasar malam, penampilan kesenian anak nagari pada menjelang tabuik dihoyak di Bulan Muharam.



3. Tradisi Malamang 

Malamang

   Malamang artinya memasak lemang.  Lemang adalah penganan yang berasal dari bahan ketan, kemudian  dimasukkan kedalam bambu yang sudah berlapis daun pisang muda.
   Tradisi ini dapat ditemui hampir di seluruh wilayah Minangkabau baik di daerah darek (darat), seperti Solok, Bukitinggi, Payakumbuh, Padang, Painan, termasuk kota Pariaman.
   Di Ranah Minang, tradisi Malamang ini, biasanya dilakukan secara bergotong royong, tidak dilakukan oleh pribadi untuk kepentingan pribadi, melainkan sebagai bagian dari kebiasaan yang dilakukan secara bersama oleh sekelompok masyarakat atau kerabat. Praktek pelaksanaan tradisi malamang ini,  dilaksanakan untuk kepentingan tertentu, yaitu beberapa hari menjelang datangangnya bulan Ramadhan, pada hari kedua belas Rabi’ul Awam sebagai menu pada Acara Maulud Nabi dan pada saat acara perhelatan /acara selamatan. Lemang – lemang yang dibuat, akan dihidangkan kepada tamu (atau siapa saja) yang datang pada kegiatan itu.
   Ada yang menghidangkannya pada saat menerima tamu yang berkunjung untuk silaturahmi untuk menyambut datangnya Ramadhan sebagai event yang penting dalam acara saling bermaaf -maafan, termasuk pada saat Hari Raya. Bisa juga dihidangkan ketika sebuah keluarga mengundang warga untuk membaca doa selamat / perhelatan. Tingkat penghidangan lemang sebagi menu penganan dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu. 


4. Pesta Budaya Tabuik

Budaya Tabuik

     Tradisi budaya yang satu ini sudah tidak asing lagi buat kita, karena tradisi ini telah menjadi ikon Kota Pariaman yaitu Pesta Budaya Tabuik. Tabuik telah dikenal hingga kemancanegara, tabuik pernah tampil dan dihoyak di Washington DC, Amerika Serikat. tabuik juga pernah dihoyak di Istana Merdeka dalam perayaan HUT RI pada 17 Agustus 2010 dan dalam waktu dekat ini rencananya tabuik akan dihoyak di Berlin, Jerman.
    Tabuik yang diselenggarakan setiap tanggal 1 sampai 10 Muharram ini merupakan suatu upacara untuk memperingati meninggalnya Husein (Cucu Nabi Muhamad SAW) pada 61 Hijriah yang bertepatan dengan 680 Masehi. Cucu Nabi Besar Muhammad ini dipenggal kepalanya oleh tentara Muawiyah dalam perang Karbala di Padang Karbala, Irak. Kematian tersebut diratapi oleh kaum Syiah di Timur Tengah dengan cara menyakiti tubuh mereka sendiri. Akhirnya tradisi mengenang kematian cucu Rasulullah tersebut menyebar ke sejumlah negara dengan cara yang berbeda-beda. Di Indonesia, selain di Pariaman, ritual mengenang peristiwa tersebut juga diadakan di Bengkulu. Dalam perayaan memperingati wafatnya Husein bin Ali, tabuik melambangkan janji Muawiyah untuk menyerahkan tongkat kekhalifahan kepada umat Islam, setelah ia meninggal. Namun, janji itu ternyata dilanggar dengan mengangkat Jasid (anaknya) sebagai putera mahkota. Selama prosesi pembuatan tabuik, dilaksanakan berbagai festival kesenian anak nagari seperti pencak silat, lomba gendang tasa, lomba musik islami, kesenian indang, dabuih, pemilihan cik uniang dan cik ajo kota Pariaman.
    

Makanan Khas Pariaman

0 komentar
1. Kacimuih

Satu lagi cemilan khas Kota Pariaman yaitu Kacimuih. Bahan utama yang digunakan pada cemilan ini adalah singkong. Proses pembuatannya tidak sulit. Mula-mulai singkong yang telah dikupas kulitnya diparut. Aduk singkong parutan dengan gula dan garam hingga merata. Kukus adonan tersebut diatas wadah lebih kurang 20 menit dengan beralaskan daun. Setelah matang, angkat adonan tersebut dan taburkan parutan kelapa diatasnya.

2. Katupek Gulai Paku
Katupek Gulai Paku merupakan lontong khas Kota Pariaman. Ketupat ini dicampur dengan sayur paku/pakis. Rasanya sepet asam agak pedas. Bahan makanan ini adalah dasar daun pakis (paku), dengan bumbu santan, laos (lengkuas), cabe rawit hijau, asam kandis, dan kunyit. Banyak masyarakat menyantapnya untuk sarapan. 


3. Nasi Sek

Nasi Sek (Sehat Enak Kenyang) atau kini dikenal juga dengan istilah ‘nasi sepuluh ribu kenyang. Berkunjung dan berwisata ke kota Pariaman, belum lengkap rasanya kalau tak menyempatkan diri menikmati hidangan khas masakan warung Nasi  Sek. Warung-warung Nasi Sek sendiri sangat mudah sekali ditemui di Kota Pariaman. Lokasinya ada di sepanjang kawasan pantai Kota Pariaman. Mulai dari Pantai Kata, Pantai Cermin dan Pantai Gandoriah. Puluhan warung berjejer rapi di sepanjang kawasan pantai ini. Pantai-pantai ini sendiri menjadi andalan daya tarik wisata Kota Pariaman. Dan ‘Nasi Sek’ kini menjelma menjadi salah satu ikon wisata Kota Pariaman.

4. Sala Lauak
Sala Lauak merupakan makanan khas Kota Pariaman. Makanan ini berbentuk bulat yang terbuat dari adonan tepung yang berisi suiran ikan. Cara membuatnya tidaklah sulit, mula-mula tepung beras dituangkan ke wadah dengan campuran bumbu dan irisan daun kunyit. Masukkan air mendidih ke dalam adonan, tunggu hingga dingin. Setelah adonan dingin, bentuk menjadi bulat dan memasukkan suiran ikan. Jika sudah berbentuk bulat, goreng hingga kecoklatan. Bumbu yang digunakan untuk pembuatan makanan ini adalah: bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, cabai, dan garam. Makanan ini cocok sebagai teman lauk anda dan nikmat bila dimakan selagi panas. 

Pantai Gandoriah

0 komentar

Pantai Gandoriah merupakan salah satu objek wisata pantai yang paling populer di Kota Pariaman dengan intensitas kunjungan wisatawan cukup relatif tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang paling tinggi dan terletak di pusat kota. Berbagai atraksi wisata ditawarkan setiap hari libur ODTW Pantai Gandoriah dari wisata aktif (surfing, berenang, olahraga pantai, panggung hiburan, atraksi wisata budaya dan atraksi wisata lainnya), atraksi wisata pasif (menikmati pemandangan panorama pantai) sampai dengan menikmati hidangan ciri khas masakan nasi sek.
Selain itu kawasan ini juga dijadikan sebagai tempat pesta rakyat yang merupakan even tetap Pemerintah Kota Pariaman yaitu upacara Tabuik yang dilaksanakan pada tanggal 1 s.d. 10 Muharam setiap tahunnya.

Pantai Cermin

0 komentar

Pantai Cermin terletak di desa karan aur 1,5 km ke selatan Kota Pariaman. Secara fisik pantai cermin cukup landai dengan kemiringan 0-2% bagian pinggiran sebagian besar ditumbuhi pohon pinus dan pohon kelapa yang rindang. Potensi alam sangat menarik untuk dinikmati karena kondisi pantai relatif terjaga.
Warna pasir kuning gading tanpa lumpur, menambah asyiknya berwisata bersama keluarga. Fasilitas di area ini cukup memadai dan relatif aman. Di lokasi ini terdapat Restaurant yang cukup representatif menyediakan menu khas Kapalo Ikan Gulai, Cumi Goreng dan aneka jenis ikan laut dan minuman segar lainnya.

Pantai Kata

0 komentar

Pantai Kata terletak di desa Taluak tepatnya berada didekat pusat Pemerintahan Kota Pariaman. Aksesibilitas ke pantai ini sangat baik karena didukung oleh jaringan jalan menuju Bandara Internasional Minangkabau dan sarana transportasi kota. Jarak dari pusat kota lebih kurang 3 Km ke pantai ini.
Pantai ini mempunyai daya tarik tersendiri, pantainya yang landai, ombak sedang, pemandangan indah, landscape baik dan lingkungan pantai relatif terjaga dengan pepohonan yang cukup rindang untuk menikmati keindahan pantai dan laut. Daya Tarik Budaya dekat dengan perkampungan nelayan dan dapat melihat dari dekat aktifitas nelayan.

Pulau Angso Duo

1 komentar
Pulau Angso Duo bisa menjadi alternatif liburan wisata anda jika berkunjung ke Kota Pariaman. Perjalanan ke pulau ini cukup menempuh waktu selama lebih kurang 15 menit dari Pantai Gandoriah. Yang menjadi andalan di pulau ini adalah pasirnya yang putih dan adanya kuburan panjang lebih kurang 4,5 meter.  kuburan ini adalah kuburan seorang ulama bernama Tuangku katik sangko yang diyakini sebagai salah seorang kerabat Syekh Burhanuddin penyebar agama islam di Minang kabau. Banyak juga wisatawan yang datang untuk berziarah ke makam ini. Disini terdapat sebuah Mushalla yang dibuat untuk memfasilitasi sarana ibadah bagi peziarah dan wisatawan yang berkunjung ke pulau Angso duo Dari pulau ini kita dapat melihat keindahan Kota Pariaman pada malam hari.

Pulau Tangah

0 komentar
Pulau Tangah memiliki luas 3 ha dan berjarak 1.9 mil dari Pantai Gandoriah dengan waktu tempuh sekitar 20 menit dengan menggunakan mesin boat 15 pk. Pulau ini memiliki pantai yang cukup landai, dengan vegetasi hutan di bagian tengah pulau terdiri dari jenis pohon yang tumbuh diantaranya aru, dan pohon kelapa lebih dominan. Pantainya yang landai di sebelah utara dengan dengan bentangan pasirnya berkisar 4-5 meter.
Di pulau ini terdapat terumbu karang yang dapat dilihat dengan mata telanjang hingga kedalaman 5 m seperti Acropora, Porites serta teripang dan berbagai jenis ikan hias dan karang. Pulau ini tidak berpenghuni tetap, tetapi selalu dijadikan persinggahan bagi nelayan penangkapan ikan. Di Pulau ini terdapat objek wisata pendukung yaitu Kuburan Panjang yang sering dikunjungi wisatawan untuk berziarah atau melakukan kegiatan ritual. Sama halnya dengan pulau lainnya, Pulau Angso juga berpotensi untuk dikembangkan kegiatan wisata bahari seperti: sailing, berenang, menyelam, kemping, mengintai penyu bertelur, melakukan riset, bertualang, menikmati panorama (sunset) dan bermain pasir sambil mencari biota laut.
Pada hari-hari Lebaran dan acara Pesta Pantai pulau ini merupakan tujuan wisata yang paling diminati

Pulau Ujung

0 komentar
Pulau ini terletak 1,9 mil dari Pantai Kata, waktu yang ditempuh selama 20 menit dengan menggunakan kapal motor. Luas Pulau Ujung mencapai 3,25 Ha, dengan topografi relatif datar dibagian lainnya berpasir.

Didominasi oleh vegetasi hutan dengan jenis pohon yang tumbuh diantaranya pohon aru dan kelapa. Perairan pulau ini sangat jernih dan berombak kecil. Di sebelah utara terdapat terumbu karang serta biota lainnya seperti berbagai jenis ikan. Pulau ini tidak berpenghuni tetap, tetapi selalu dijadikan persinggahan bagi nelayan penangkapan ikan.

Kondisi terumbuh karang sekitar pantai saat ini mengalami kerusakan yang cukup berat diakibatkan adanya kegiatan hiper fishing, bekas jangkar kapal dan proses sedimentasi yang terjadi secara terus menerus.

Pulau Kasiak

0 komentar

   Pulau yang masih alami ini sangat wajid untuk dikunjungi, pulau ini memiliki permukaan laut dengan hamparan pantai pasir putih dan bersih, ekosistem hutan di bagian tengah pulau, dengan lebar bentangan pasir di sekeliling pulau 4-5 meter, arus sangat tenang pada bagian timur dan sebelah barat berombak. Beberapa jenis ikan hias, udang dan ikan karang yang bernilai ekonomis seperti Kerapu dan Napoleon. Selain itu, di pulau ini kita juga dapat menjumpai fauna laut yang tidak ditemui dipulau sekitarnya yaitu Penyu dengan jenis Penyu Sisik dan Penyu Belimbing. Pada siang hari fauna ini sering muncul kepermukaan pantai sehingga dapat dilihat.
   Pulau yang berjarak ± 2 mil dari pinggir pantai dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Pulau dengan luas 2,5 ha dan merupakan pulau paling utara dari gugusan pulau yang ada di Kota Pariaman.
   Pulau Kasiak didominasi oleh tumbuhan pohon kelapa. Di sini terdapat sebuah mercusuar. Disini kita bisa melakukan berbagai aktifitas seperti sailing, berenang, menyelam, kemping, mengintai penyu bertelur, melakukan riset, bertualang, menikmati panorama dan bermain pasir sambil mencari biota laut.